Setidaknya ada ratusan ribu jenis makanan di setiap negara. Di antaranya, beberapa makanan ini sudah ada sejak dulu, dan dianggap sebagai warisan kuliner yang turun temurun. Kadang kali, beberapa makanan ini sudah tak cocok dengan kondisi era sekarang.
Seperti ikan hiu yang diambil siripnya, foie grasyang dibuat dari hati angsa dan dinilai kejam. Hingga penggunaan daging lumba-lumba, yang menuai banyak kecaman dan kritik. Berikut lima makanan yang paling kontroversial di dunia, dilansir dari The Daily Meal (06/09).
Foie Gras
Foto: Istimewa
|
Biasanya untuk menghasilkan foie gras, para angsa ini dipaksa untuk makan lebih dari tiga kali sehari, dengan cara selang atau tabung panjang dimasukkan ke dalam tenggorokan mereka. Tujuannya untuk menggemukkan angsa ini, agar daging hatinya lebih berlemak dan gurih saat dimasak.
Tentu saja, hal ini menuai kontroversi terutama di kalangan pecinta hewan. Banyak yang menolak foie gras ini, karena cara pembuatannya dinilai kejam dan menyiksa hewan. Sejumlah negara bahkan sudah mengeluarkan larangan untuk mengonsumsi foie gras, namun hingga kini, foiegras tetap digemari banyak orang dan masih berada di bagian kuliner mewah.
Baca Juga: Ini Proses Pembuatan Foie Gras, Makanan Khas Prancis yang Kontroversial
Sirip Ikan Hiu
Foto: Istimewa
|
Salah satunya dipercaya dapat meningkatkan stamina, membuat libido menjadi naik, mencegah serangan jantung, merendahkan kadar kolestrol, hingga menambah energi. Sayangnya, karena hal ini, ratusan ikan hiu dibunuh hanya untuk diambil siripnya saja.
Menurut sebuah studi di tahun 2006 silam, setidaknya ada 73 juta ikan hiu yang dibunuh setiap tahunnya, untuk diambil siripnya. Bahkan di beberapa kasus, ikan hiu ini sering dipotong siripnya saja, dan dilepaskan lagi ke laut hingga mati dengan sendirinya. Kini konsumsi ikan hiu mulai mendapatkan perhatian serius, karena ikan hiu mulai masuk ke ambang kepunahan.
Kaviar
Foto: Istimewa
|
Meski masuk ke dalam jenis makanan mahal dan menguntungkan. Tapi industri kaviar juga tak lepas dari pro dan kontra. Kaviar merupakan telur ikan, yang diambil dari dalam ikan sturgeon. Mengapa hal ini mengundang kontra?
Karena untuk mengambil kaviar, ikan sturgeon ini harus dibunuh lebih dulu, untuk disayat bagian peutnya dan diambil seluruh telur ikannya. Di tahun 2005, negara Amerika akhirnya mengeluarkan peraturan bahwa membunuh ikan sturgeon beluga termasuk ke dalam tindakan yang melanggar hukum, karena jenis ikan ini sangat langka dan diambang kepunahan.
Baca Juga: Melihat Proses Pembuatan Kaviar di Pabrik Kaviar Terbesar di Dunia
Lumba-lumba
Foto: Istimewa
|
Bahkan di Taiji, banyak toko makanan yang menjual produk kalengan berisi daging lumba-lumba. Meski lumba-lumba bukan hewan yang dilindungi, dan tidak terancam punah, tapi tetap saja bagi sebagian orang konsumsi daging lumba-lumba ini cukup kontroversial.
Apalagi mengingat fakta bahwa lumba-lumba mengandung merkuri yang tinggi. Banyak juga toko makanan di Jepang, yang menyajikan daging ikan paus, yang sebenarnya adalah daging lumba-lumba.
Kelinci
Foto: Istimewa
|
Selain di Indonesia, beberapa negara juga menyantap daging yang satu ini. Seperti di negara-negara Eropa, Amerika Tengah dan Selatan. Tapi tentunya banyak orang yang mengkritik konsumsi daging kelinci ini.
Banyak yang mengkritik bahwa hewan kelinci seharusnya tak dibunuh untuk menjadi makanan. Apalagi hewan kecil ini punya ukuran tubuh yang kecil. Meski begitu konsumsi daging kelinci masih tinggi, karena kelinci dianggap sebagai hewan yang belum terancam punah.
Baca Juga: Yuk, Ajak Si Kecil Makan Sambil Main Bareng Penguin dan Kelinci!
Halaman 2 dari 6