Sirip Hiu Sampai Hati Angsa, Makanan Paling Kontroversial di Dunia

Sirip Hiu Sampai Hati Angsa, Makanan Paling Kontroversial di Dunia

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 06 Sep 2019 19:20 WIB
Sirip Hiu Sampai Hati Angsa, Makanan Paling Kontroversial di Dunia
Jakarta - Banyak makanan enak yang digemari di dunia, tapi justru mengundang kontroversi. Mulai dari proses pembuatannya, hingga menggunakan hewan yang terancam punah.

Setidaknya ada ratusan ribu jenis makanan di setiap negara. Di antaranya, beberapa makanan ini sudah ada sejak dulu, dan dianggap sebagai warisan kuliner yang turun temurun. Kadang kali, beberapa makanan ini sudah tak cocok dengan kondisi era sekarang.

Seperti ikan hiu yang diambil siripnya, foie grasyang dibuat dari hati angsa dan dinilai kejam. Hingga penggunaan daging lumba-lumba, yang menuai banyak kecaman dan kritik. Berikut lima makanan yang paling kontroversial di dunia, dilansir dari The Daily Meal (06/09).

Foie Gras

Foto: Istimewa
Sudah ada sejak dulu, foie gras atau hidangan dari hati angsa ini dinilai sebagai kuliner klasik di Prancis. Disebut sebagai makanan khusus untuk orang kaya, foie gras ini punya harga yang mahal, tentunya karena proses pembuatannya yang tak gampang.

Biasanya untuk menghasilkan foie gras, para angsa ini dipaksa untuk makan lebih dari tiga kali sehari, dengan cara selang atau tabung panjang dimasukkan ke dalam tenggorokan mereka. Tujuannya untuk menggemukkan angsa ini, agar daging hatinya lebih berlemak dan gurih saat dimasak.

Tentu saja, hal ini menuai kontroversi terutama di kalangan pecinta hewan. Banyak yang menolak foie gras ini, karena cara pembuatannya dinilai kejam dan menyiksa hewan. Sejumlah negara bahkan sudah mengeluarkan larangan untuk mengonsumsi foie gras, namun hingga kini, foiegras tetap digemari banyak orang dan masih berada di bagian kuliner mewah.

Baca Juga: Ini Proses Pembuatan Foie Gras, Makanan Khas Prancis yang Kontroversial

Sirip Ikan Hiu

Foto: Istimewa
Sirip ikan hiu menjadi perburuan hangat yang sering diolah menjadi makanan, terutama di China. Di mana sup sirip ikan hiu ini, dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan kesehatan, serta mengangkat berbagai penyakit.

Salah satunya dipercaya dapat meningkatkan stamina, membuat libido menjadi naik, mencegah serangan jantung, merendahkan kadar kolestrol, hingga menambah energi. Sayangnya, karena hal ini, ratusan ikan hiu dibunuh hanya untuk diambil siripnya saja.

Menurut sebuah studi di tahun 2006 silam, setidaknya ada 73 juta ikan hiu yang dibunuh setiap tahunnya, untuk diambil siripnya. Bahkan di beberapa kasus, ikan hiu ini sering dipotong siripnya saja, dan dilepaskan lagi ke laut hingga mati dengan sendirinya. Kini konsumsi ikan hiu mulai mendapatkan perhatian serius, karena ikan hiu mulai masuk ke ambang kepunahan.

Kaviar

Foto: Istimewa
Kaviar pertama kali populer di Rusia, dan mulai mendunia, hingga sampai ke China. Tak hanya di wilayah Eropa dan Barat saja, kini Asia pun menjadi penikmat kaviar. Pabrik kaviar terbesar di dunia pun adanya di China.

Meski masuk ke dalam jenis makanan mahal dan menguntungkan. Tapi industri kaviar juga tak lepas dari pro dan kontra. Kaviar merupakan telur ikan, yang diambil dari dalam ikan sturgeon. Mengapa hal ini mengundang kontra?

Karena untuk mengambil kaviar, ikan sturgeon ini harus dibunuh lebih dulu, untuk disayat bagian peutnya dan diambil seluruh telur ikannya. Di tahun 2005, negara Amerika akhirnya mengeluarkan peraturan bahwa membunuh ikan sturgeon beluga termasuk ke dalam tindakan yang melanggar hukum, karena jenis ikan ini sangat langka dan diambang kepunahan.

Baca Juga: Melihat Proses Pembuatan Kaviar di Pabrik Kaviar Terbesar di Dunia

Lumba-lumba

Foto: Istimewa
Biota laut yang cerdas ini, sering diburu untuk dijadikan makanan. Menurut film dokumenter The Cove, setidaknya daging lumba-lumba merupakan menu makanan yang lumrah di beberapa daerah yang ada di Jepang. Menurut data yang ada setidaknya, ada lebih dari 23.000 lumba-lumba yang dibunuh setiap tahunnya untuk dimakan manusia.

Bahkan di Taiji, banyak toko makanan yang menjual produk kalengan berisi daging lumba-lumba. Meski lumba-lumba bukan hewan yang dilindungi, dan tidak terancam punah, tapi tetap saja bagi sebagian orang konsumsi daging lumba-lumba ini cukup kontroversial.

Apalagi mengingat fakta bahwa lumba-lumba mengandung merkuri yang tinggi. Banyak juga toko makanan di Jepang, yang menyajikan daging ikan paus, yang sebenarnya adalah daging lumba-lumba.

Kelinci

Foto: Istimewa
Kelinci merupakan hewan imut yang biasanya sering menjadi hewan peliharaan. Tapi banyak juga orang yang justru menyulapnya menjadi makanan. Salah satunya di Indonesia, konsumsi daging kelinci ini biasanya diolah menjadi sate karena rasanya yang mirip seperti ayam, dan kandungan lemaknya yang rendah.

Selain di Indonesia, beberapa negara juga menyantap daging yang satu ini. Seperti di negara-negara Eropa, Amerika Tengah dan Selatan. Tapi tentunya banyak orang yang mengkritik konsumsi daging kelinci ini.

Banyak yang mengkritik bahwa hewan kelinci seharusnya tak dibunuh untuk menjadi makanan. Apalagi hewan kecil ini punya ukuran tubuh yang kecil. Meski begitu konsumsi daging kelinci masih tinggi, karena kelinci dianggap sebagai hewan yang belum terancam punah.

Baca Juga: Yuk, Ajak Si Kecil Makan Sambil Main Bareng Penguin dan Kelinci!
Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads